Banjarnegara, wartaindonesianews.co.id-Rabu (28.8.2024) Kuliah Pakar Luar Negeri digelar SD IT AL IHSAN. Hadir sebagai nara sumber FUJIKAWA Yoshinori, Ph.D. in Ed, peneliti dari Waku Pro Hiroshima University Jepang. Tema yang diusung adalah Mengenal Jepang, Budaya, dan Teknologi di Era Modern. Seluruh peserta didik kelas I-VI menyimak paparan Dr FUJIKAWA. Mereka antosias dan tertarik dengan apa yang disampaikan.
Dr FUJIKAWA hadir di SD IT AL IHSAN selama 3 hari di SD IT AL IHSAN. Dua hari pertama beliau menjadi guru tamu-mengajarkan bahasa Jepang. Hari ketiga dia memberikan kuliah pakar luar negeri. Kegiatan ini sebagai bentuk internasionalisasi SD IT AL IHSAN Banjarnegara.
Dalam paparannya Dr Fuji mengajak anak-anak menjelajah kota Hiroshima menggunakan kereta api tak ber-rel, melainkan kereta berkaki ban karet yang diberi nama Astram-line. Kereta tersebut beroperasi di seputar kota Hiroshima. Para penumpang menggunakan kartu PASPY untuk masuk stasiun melalui pintu otomatis. Jam kedatangan dan keberangkatan kereta terpampang jelas di stasiun dan juga di papan pengumuman digital di depan pintu masuk.
Anak-anak diperlihatkan suasana di dalam kereta—dimana gerakan kereta sangat stabil sehingga memungkinkan penumpang bekerja atau membaca di dalam kereta. Ketika penumpang akan turun di stasiun berikutnya dia harus menekan tombol “STOP” di dekat tempat duduk. Dan kereta lalu berhenti, menurunkan dan mengangkut penumpang. Kereta Astram-line juga melewati terowongan.
Setelah itu anak-anak dikenalkan dengan empat musim di Jepang: April hingga Mei: Musim semi (rentang suhu: 2°-24° C), Juni hingga Agustus: Musim panas (rentang suhu: 16°-30° C), September hingga November: Musim gugur (rentang suhu: 7°-27° C), Desember hingga Maret: Musim dingin (rentang suhu: -6°-20° C). Setiap musim masyarakat Jepang memiliki budaya dan tradisi tertentu. Misalnya.
Ketika musim panas tiba, masyarakat Jepang akan merayakannya dengan makan unagi atau belut. Mengkonsumsi unagi dipercaya dapat menambah energi pada saat musim panas. Kebiasaan ini berkaitan dengan istilah pada musim panas yaitu natsu bate yang berarti lemas atau lesu.
Festival bunga sakura atau biasa dikenal dengan sakura season ini akan berlangsung selama musim semi tiba. Ketika musim semi tiba kamu bisa mengikuti tradisi Hanami yang sering dilakukan oleh masyarakat Jepang. Kamu bisa merayakan tradisi Hanami ini sambil duduk dibawah pohon sakura dan berkumpul bersama keluarga maupun teman.
Ketika musim dingin telah tiba, saatnya masyarakat Jepang merayakan tradisi Setsubun. Tradisi ini dilakukan dengan berbagai ritual untuk mengusir setan. Tradisi Setsubun dilakukan setiap tanggal 3 pada bulan Februari.
Dr Fuji juga mengajarkan budaya masyarakat Jepang berupa tata krama. Katanya masyarakat Jepang ketika bertemu tidak berjabat tangan tetapi mengangguk atau menundukkan badan. Orang Jepang juga sangat menjaga janji. Menepati janji artinya menghormati waktu orang lain sehingga ketika ada pertemuan apapun orang Jepang selalu tepat waktu dan anti terlambat.
Di penghujung paparan Dr Fuji juga mempertontonkan video seni klasik masyarakat Jepang yakni alat musik koto yang dimainkan secara modern oleh generasi millenials Jepang. Dia menekankan bahwa meskipun masyarakat Jepang berteknologi modern, namun warisan budaya leluhur masih mereka pertahankan dengan baik.
Pewarta - Sri Nuraeni
Editor : Nur S
Posting Komentar