Banjarnegara-Pagi (31/8) jam menunjukkan pukul 08.30. Suasana SMP Negeri 5 Pagentan di kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara sedikit lengang. Murid-murid berpakaian pramuka sedang berkumpul dan ngobrol di beberapa titik. Tiba-tiba mereka yang Tengah duduk segera berdiri dan menyapa seorang lelaki paruh baya yang sedang melangkah mengelilingi lingkungan sekolah.
“Selamat pagi! Kelas berapa kalian?” tanya lelaki berbaju batik yang Bernama Dr Tuswadi, anggota Kehormatan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI).
“Selamat pagi, Pak. Kami kelas IX,” jawab murid-murid yang berkumpul.
“Hari ini tamu dari Jepang sudah tiba. Silakan kalian Bersiap-siap berkumpul ke ruang aula. Kalian akan belajar Bersama Dr FUJI dari Hiroshima!” katanya lagi.
Lalu anak-anak bergegas menuju ke ruang aula. Hari ini memang dua ilmuwan hadir di SMP N 5 Pagentan untuk memberikan Kelas Pakar Luar Negeri. Nara sumbernya Dr Tuswadi dan Dr FUJIKAWA Yoshinori, peneliti dari Waku Pro Hiroshima University di Jepang.
Pengenalan Budaya Jepang Setelah puas disuguhi tari Kuda Kepang oleh 6 peserta didik putri diiringi tim gamelan dan menanam pohon persahabatan (Memorial Tree) di halaman sekolah, Dr FUJI tampil memukau di hadapan 91 murid kelas VII-IX di aula. Dia mengenalkan budaya Jepang mengambil teori ilmuwan Brook yang membagi budaya atau culture menjadi dua jenis yakni Culture dengan C besar dan culture dengan c kecil.
Culture dengan C besar merupakan representasi budaya yang jelas terlihat dalam keseharian misalnya makanan, pakaian, kesenian, dan sejenisnya. Sementara culture dengan c kecil adalah budaya yang tidak mudah terlihat misalnya tata cara makan (menggunakan tangan kanan bagi ummat Muslim), tata krama (manner), cara pandang (point of view), dan lain-lain.
Dr FUJI menandaskan bahwa setiap bangsa memiliki budaya sendiri-sendiri yang bisa saja berbeda dengan bangsa lain sehingga diperlukan rasa saling menghormati dan menghargai budaya antar bangsa dan jika diperlukan suatu bangsa harus belajar budaya bangsa lain sehingga terjalin hubungan yang kuat.
Virtual Tour to Hiroshima City
Dalam paparannya Dr Fuji juga mengajak anak-anak menjelajah secara virtual kota Hiroshima menggunakan shinkansen (kereta tercepat di dunia). Jam kedatangan dan keberangkatan kereta terpampang jelas di stasiun dan juga di papan pengumuman digital di depan pintu masuk.
Peserta didik diperlihatkan suasana di dalam kereta—dimana gerakan kereta sangat stabil meskipun kecepatan tinggi sehingga memungkinkan penumpang bekerja atau membaca di dalam kereta. Ketika penumpang akan turun di stasiun berikutnya dia harus menekan tombol “STOP” di dekat tempat duduk. Dan kereta lalu berhenti, menurunkan dan mengangkut penumpang.
Setelah itu anak-anak dikenalkan dengan empat musim di Jepang: April hingga Mei: Musim semi (rentang suhu: 2°-24° C), Juni hingga Agustus: Musim panas (rentang suhu: 16°-30° C), September hingga November: Musim gugur (rentang suhu: 7°-27° C), Desember hingga Maret: Musim dingin (rentang suhu: -6°-20° C). Setiap musim masyarakat Jepang memiliki budaya dan tradisi tertentu.
Anak-anak SMP N 5 Banjarnegara sangat tertarik dengan paparan Dr FUJI. Anak-anak yang berhasil menjawab pertanyaan Dr FUJI mendapatkan sovenir asli dari Jepang. Setelah paparannya, Dr Tuswadi juga mempresentasikan materi kuliahnya seputar “Membangun SMP N 5 yang Unggul bersama Guru yang Pintar, Berdedikasi dan Peserta Didik yang Pancasilais”.
Dr Tus sangat takjud dari awal melihat kebersihan, kerapian, dan keindahan lingkungan SMP N 5 Pagentan. Tidak ada sampah berserakan di teras kelas, di halaman, maupun di ruang kelas. Semuanya bersih dan rapi. Ternyata Kepala Sekolah, Warsiyanto, M.Pd. sudah dua tahun memimpin SMP N 5 Pagentan menjadi sekolah yang cinta budaya bersih melalui pembiasaan dan keteladanan.
“Kami ada slogan 1 tangan 1 sampah. Maksudnya siapapun di lingkungan sekolah melihat sampah, pasti mereka akan menggunakan 1 tangannya untuk memungut sampah itu dan memasukkannya ke dalam tong sampah,” jelas Warsiyanto.
Terdapat 6 nilai luhur yang patut dirawat dan dikembangkan di SMP N 5 Pagentan sebagai sekolah unggul menurut Dr Tus yakni iman dan takwa, cinta kebersihan, kejujuran, murah hati, budaya baca, dan sekolah juara.
Pewarta : Sri Nuraeni
Editor : Nur S
Posting Komentar