Banjarnegara, wartaindonesianews co.id --Pondok Modern Mumtaza di Prapas Banjarnegara makin eksis menjadi Pusat Pendidikan Bahasa Arab yang terbuka bagi lembaga-lembaga pendidikan Islam yang menginginkan para guru, ustad, dan ustadahnya menguasai Bahasa Arab dan tata cara pengajarannya dengan teknik khas ala Mumtaza.
Cepat atau lambat, Mumtaza akan memiliki Training Center untuk pelatihan para guru bahasa Arab. Seperti Jumat, 2/8/2024 sebanyak 41 santri kelas 12 Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Jogjakarta dengan didampingi 7 orang ustadz mengikuti pembelajaran quran dan bahasa Arab di Mumtaza selama sehari semalam.
Kedatangan mereka disambut oleh Pimpinan Mumtaza KH. afit Juliat Nurcholis, MA di Aula Masjid Al-Fatih. Dalam sambutanya Afit mengapresiasi semangat siswa kelas akhir Muallimin yang semangat untuk belajar bahasa Arab sebagai alat untuk mendalami agama. "Bahasa Arab dan Alquran adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan", kata Afit.
Menurut Afit, sejarah berdirinya Pondok pesantren Mumtaza didasarai pada empat pilar kurikulum utamanya yang menjadi kekhasan Mumtaza. "Empat pilar pesantren kami adalah adab, al Quran, bahasa Arab dan life skill. Para santri harus memiliki empat hal itu," kata Afit.
Pimpinan Rombongan Muallimin Ustadz Munzilin, M.Pd berharap agar pembelajaran yang singkat di Mumtaza akan menjadi pemantik minat dalam mendalami Alquran dan Bahasa Arab. " Mumtaza menjadi contoh pembelajaran bahasa Arab dan Alquran yang efektif ", tandas Munzilin.
Para santri mengikuti seluruh kegiatan pesantren Mumtaza mulai dari Tahajjud dilanjutkan jamaah shubuh dan halaqah Quran. Kegiatan bahasa dimulai dengan percakapan berbahasa Arab antara santri Muallimin dan Mumtaza dan dilanjutkan lari pagi.
Pembelajaran di kelas terdapat 3 sessi dengan pebelajaran ketrampilan berbicara, membaca dan menulis dari pukul 08.00 WIB hingga menjelang dhuhur dengan pengajar para santri kelas 2 Aliyah Mumtaza.
Saat shalat Jumat pun menjadi media pembelajaran ketrampilan mendengar karena khutbah Jumat yang disampaikan oleh zidan Mubarak santri kelas 2 Aliyah Mumtaza menggunakan bahasa Arab.
Acara diakhiri dengan studium general oleh Direktur KMI (Kulliyatul Muallimin Al-Islamiyah) Mumtaza KH. syafruddin Wibowo, MA. " Belajar bahasa Arab adalah salah satu bentuk jihad kita dalam menjaga agama Islam, maka siapa saja yang belajar bahasa Arab harus memiliki semangat juang", kata Saffruddin.
Walaupun hanya sehari di Mumtaza, para santri sangat menikmati seluruh rangkaian kegiatan berbahasa yang menyenangkan. Harapannya mereka bisa datang lagi ke Mumtaza dan belajar sebulan lamanya agar mendapat manfaat yang lebih banyak.
Posting Komentar