Banjarnegara, wartaindonesianews.co.id-SMA Negeri 1 Wanadadi baru saja melantik Pengurus Komite Sekolah untuk Tahun Pelajaran 2024/2025. Kamis, 14 November 2024 lalu diadakan serah terima SK Pengurus dan Pamitan Pengurus lama. Ribut Kustirin, S.E. menjadi Ketua Komite; diperkuat oleh Mardani Dwi Evi Yulianti, S.E sebagai sekretaris dan Dr Tuswadi sebangai bendahara. Adapun sebanyak 6 anggotanya adalah H.Tabah Setyanto, S.Sos., Janiman, Mustaqim, S.Ag., Agus Susanto,S.Pd., Muhammad Nur Hidayatulloh, dan Suwarno, S.Pd.
Pada hari yang sama Komite Sekolah menggelar kegiatan perdana yang tercantum dalam program kerja yakni “Komite Care” berupa Kuliah Umum/Parenting Seni Mendidik Anak untuk Mempersiapkan Masa Depan Gemilang yang diikuti oleh sekitar 400 orang tua/wali peserta didik kelas X sekaligus pengambilan buku rapot tengah semester gasal.
Melalui Komite Care, orang tua/wali peserta didik memperoleh ilmu yang benar dan strategis dalam mendidik anak keseharian dari pagi sampai malam di tengah-tengah keluarga. Menurut Dr Tuswadi, selaku nara sumber, pola pengasuhan anak di masa puber (usia SMA) membutuhkan kesabaran dan kecermatan yang luar biasa dari para orang tua. Pasalnya anak-anak dalam kondisi labil, cenderung suka menuntut dalam hal keinginan, dan ada jiwa memberontak ketika apa yang dia inginnkan tidak sesuai kenyataan.
“Pertama, anak-anak kita sejak dini harus disadarkan bahwa mereka adalah makhluk Tuhan. Mereka harus diajari bisa beribadah sesuai agama dan setelah itu dimantapkan dalam hal cita-cita atau tujuan hidup. Tanpa cita-cita, hidup anak akan hampa dan cenderung maunya sendiri,” jelas Dr Tuswadi di hadapan orang tua yang dengan tekun menyimak paparannya.
Dalam keluarga—diperlukan sosok-sosok Ayah yang tegas dan disiplin dalam mendidik anak disertai keteladanan yang mudah ditiru oleh anggota keluarga. Lantas dia mengambil contoh kehidupannya ketika kecil—Ayah Dr Tus adalah pedagang cangkul bekas di pasar dimana sebelum subuh sudah bangun, menata dagangan, shalat, membaca Qur’an sehingga kebiasaan bangun awal ditiru oleh Tuswadi kecil. Demikian pula badha Maghrib—tidak ada TV di rumah, Ayahnya sehabis shalat lalu mengaji/membaca Alqur’an sampai menjelang Isya dan ini ditiru Tuswadi kecil dengan menggunakan waktu selepas maghrib dan isya untuk belajar sampai waktu tidur tiba.
“Sekarang musuh terbesar keluarga adalah gadget atau handphone; tiada detik berjalan tanpa HP di tangan—jika tidak waspada dan mampu mengontrol penggunaan HP baik orang tua maupun anak—akan sulit membangun budaya disiplin belajar di rumah!” tambah Dr Tuswadi.
Kepala SMA N 1 Wanadadi, Heri Suharyana mengatakan bahwa pihak sekolah berharap eksistensi Komite Sekolah akan lebih menguatkan peran sekolah dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu bagi semua. Dukungan dan partisipasi masyarakat/orang tua/wali peserta didik melalui Komite sangat penting bagi sekolah.
“Tadi melalui Komite Care, dengan lugas dan lengkap orang tua/wali peserta didik diberikan penjelasan terkait pola mendidik anak yang membumi; mudah diaplikasikan dan saya rasa akan efektif karena itu diambil dari pengalaman riil sang pembicara. Kegiatan ini bagus dan akan kami lanjutkan—bukan hanya untuk orang tua/wali peserta didik kelas X, tetapi semuanya XI dan XII,” tegas Kepala Sekolah.
Pewarta: Sri Nuraeni
Editor: Nur S
Posting Komentar