Banjarnegara, wartaindonesianews.co.id-Untuk memberikan penguatan peran strategis laskar atau kader Adiwiyata, SMP Negeri 3 Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara menggelar pelatihan untuk 49 anggota laskar pada Sabtu, 30/11 2024.
Kader Adiwiyata adalah peserta didik yang ditetapkan oleh kepala sekolah untuk berperan aktif dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan di sekolah dan sekitarnya. Adiwiyata adalah program Kementerian Lingkungan Hidup yang bertujuan untuk mendorong kesadaran dan pengetahuan warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Program ini juga dikenal dengan nama Green School secara internasional.
Terundang sebagai nara sumber Dr Tuswadi, guru dan ilmuwan pendidikan kebencanaan dari SMP Negeri 1 Banjarnegara. Topik pelatihan yang diambil adalah “Pengelolaan Sampah Berkelanjutan di Sekolah”.
Kepala SMP Negeri 3 Purwareja Klampok, Fransiska Yulianti P menuturkan bahwa sekolahnya ingin laskar Adiwiyata yang bernama Duta Pelita Hebat itu aktif dan kreatif dalam turut menguatkan eksistensi SMP Negeri 3 sebagai sekolah Adiwiyata. Diakui masih dijumpai warga sekolah termasuk peserta didik yang belum sadar sepenuhnya akan pentingnya menjaga kebersihan, kerapian, dan keindahan lingkungan sekolah.
Selain sebagai educator, Duta Pelita juga memiliki peran untuk belajar mengelola sampah di sekolah. Sampah plastik dari bekas bungkus jajanan dapat dikumpulkan dan dijual ke pemulung atau digunakan kembali (re-use) sebagai produk kerajinan tangan dan yang lainnya. Sampah organik bisa dibuat pupuk kompos.
“Untuk memperkuat peran itulah maka ke-49 laskar adiwiyata di sekolah kami diberikan pelatihan. Pertama oleh Founder Rumah Sampah Banjarnegara dan kedua oleh ilmuwan, Dr Tuswadi,” jelas Kepala Sekolah.
Dalam pelatihan Dr Tuswadi memaparkan perubahan paradigma pengelolaan sampah di masa lalu dan masa sekarang. Di masa lalu sampah cukup dikumpulkan lalu dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir; namun di masa kini masyarakat sudah mengenal 3R: re-duce, re-use, dan re-cycle. Peserta lalu diberikan pemahaman mengaplikasikan 3R dalam konteks pengelolaan sampah di sekolah.
Untuk mendukung kinerja piket kelas dalam membersihkan ruang kelas, 2 anggota laskar Adiwiyata di tiap-tiap kelas bisa berperan sebagai pengontrol. Mereka bertugas memastikan setiap peserta didik yang terjadwal piket melaksanakan kewajibannya termasuk membuang sampah di tong ke Tempat Pembuangan Sampah. Sampah dipilah ke dalam dua tong: tong pertama untuk sampah plastik yang bisa didaur ulang dan tong kedua untuk sampah organik yang bisa dibuat kompos.
Terdapat pula jadwal rutin kegiatan tanam pohon dan pupuk tanaman yang dilakukan oleh Duta Pelita. Hal ini untuk menjaga kerindangan dan kesejukan lingkungan sekolah mengingat makin banyak tanaman di sekolah akan makin banyak oksigen sehingga lebih menyehatkan seluruh warga sekolah.
Pewarta: Sri Nuraeni
Editor : Nur S
Posting Komentar